Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Rasa Roti

Gambar
Aroma roti memang membuat beberapa orang tenang, tapi tidak untukku yang dipaksa melupa olehmu hingga raga meratapi nasibnya. Tidak untukku, yang kau campakkan dengan suka tanpa peduli bagaimana tercabik-cabiknya aku disituasi saat itu. Tidak untukku, yang selalu benci aroma roti saat aku ingat kau bersamanya yang bukan aku. Bandung, 16 Juli 2019 —Venusera Astrophilia

Selamat Pagi, Malam

Selamat Pagi, Malam Aku tak menemukan ruang Agar otak ini bisa menerawang Kemana perginya Sang Pengarang, Juga hati yang ia bawa pergi berjuang? Aku tak menemukan ruang, Di sudut-sudut relung hati Yang katanya ingin dipenuhi diksi Oleh sesak patah hati Padahal aku tahu, Bukan aku saja yang mendambakanmu Aku juga bingung, Tempat seperti apa yang akan ku jamu? Lagi-lagi, disini tak ada ruang Karena ia yang kusebut rindu Masih menjelma raja; Dikisah pilu Bandung, 29 Desember 2018 -Venusera Astrophilia-

Aku Ingin Pamer

Jika aku boleh pamer, sebenarnya kamu adalah manusia antik. Tak kutemui gerutu saat aku meminta jemput kepadamu. Tak ku lihat kau tertawa saat aku menangis malam itu. Tak ku lihat kau bersedih saat kepalamu bertabrakan dengan tiang basket. Senang rasanya mencicipi masakanmu dengan porsi besar untuk perutku yang minimalis. Tenang rasanya saat kita menginjakan kaki di rumput hijau yang basah dengan sedikit genangan di setiap sudut jalannya. Jika aku boleh pamer, kamu adalah salah satu dari sekian banyak ciptaan maha karya Tuhan yang aku temukan. Jadi, tetaplah jadi kamuku. —Venusera Astrophilia

Jenaka

Sebut saja ini kita Saat dulu masih bersama Kau bilang bahwa kau kan selalu ada Nyatanya itu bualan belaka Bodohnya aku begitu percaya Pada angan semu Yang kau cipta Dengan penuh gebu disetiap degup dada Ternyata aku salah sangka Kamu tak pantas untukku damba Juga tak layak tuk dicinta masa iya nanti aku hanya makan dusta? Yang benar saja, Mana yang katanya setia? Yang ada kau mendua Hei, jangan serius! Ini hanya fiksi belaka Venusera,11 Maret 2019

Sad, but True

Saya pernah patah dititik terparah Saya pernah resah dilanda amarah Saya pernah gundah tatkala menjelma hilang arah Sempat berpikir tuk sudahi Menyerah tanpa arti Bak pecundang tak berani Padahal, ambil resiko saja sampai mati Sekalian,  Saya ambilkan asa bersimbah darah Berpeluh keringat menguap di udara Juga sesak nya rongga dada Ditikam ego yang meraung rasuk jiwa Sekarat saya menahan pilu Sesayat saja tangan mengilu Sepatah saya jumpai kepingan rindu Gebu ini kemana arahnya? Mampus saya dicekam sendu! U,Venus. It's sad,but it's true. —Venusera Astrophilia

Toleransi?

Zaman sekarang, toleransi hanya kata Ia menjelma menjadi kaca Sekalinya retak, dihancurkan ia sirna Pecah merobek jiwa Zaman sekarang, apa arti dari berjuang? Ia menjelma menjadi sosok yang rumpang Ditambah sifatnya membuat kita tumbang Padahal ia tidak tahu repotnya banting tulang Jika tidak ingin direpotkan, maka jangan merepotkan Jika tidak ingin, Katakan saja sekalian; jangan sungkan Tak usah jadi benalu Tapi jangan pula tidak mau tahu Membuat manusia kesal itu ngilu Coba bayangkan aku jadi kamu Atau kamu jadi aku; itu pasti pilu 21.21  -Venusera, 09/04/2019

(Tak usah) Hubungi Aku

Ku tunggu anda, Tuan Lengang sekali malam ini Menyendiri sepi berteman sunyi Anda dimana, Tuan? Notifikasi masih belum muncul Satu hari Dua hari Satu Minggu Dua Minggu Tak kunjung berdering, Anda dimana, Tuan? Ku singkirkan gengsi Lalu ku sapa dirimu Semenit pun tidak Kau cepat sekali membaca pesanku Ada apa? Bahagia sekali daku; melihat kau mengetik Begini katamu; Intinya, tidak usah hubungi saya lagi Hancur lebur dadaku menahan sesak Mati aku tertikam isak Berdarah aku menahan sakit Menerima kenyataan pahit —Venusera Astrophilia

Dasar Anda

Kamu kemana? Ku kira aku akan baik-baik saja tanpamu, sejauh ini mungkin iya. Tapi, rasa penasaran menghantuiku menjelma menjadi butiran rindu yang larut dalam lara menahan sesaknya segala pilu. Padahal, dulu kau selalu menggodaku melalui pesan singkat kita setiap malam. Karena katamu, sibuk kerja sehingga sulit mengabariku melalui layar sentuhmu itu. Menyebalkan sekali jika kau tidak ada setelah 3 hari ini, ku kira ku akan baik-baik saja. Lama-lama kepikiran juga, ck dasar anda. —Venusera Astrophilia

Lemon Tea

Pagi ini, ku terbangun. Melangkahkan kaki ke arah dapur, tiba-tiba ingin memenuhi dahagaku yang bersahutan teriak ingin teh lemon.  Lalu, ku buka notifikasi semalam bermunculan. Ck, berisik.  Ku lanjutkan untuk mencari tahu kabar di dunia Maya, ada dia ternyata. Begini katanya, menjadi matahari tak sanggup, jika menjadi bulan terlalu redup. Dalam hati ku tersenyum, sembari berujar; kau tidak perlu menjadi matahari bila kau tak sanggup, kau juga tak perlu menjadi bulan yang terlalu redup. Jadilah langit, dimana aku berpijak kau selalu ada bersamaku. Dihari sedihku atau bahkan di hari bahagiaku kelak—dan saat ini. —Venusera Astrophilia

Cerita Kita Belum Usai

Gambar
Aku dan dirinya sengaja berjumpa. Disudut-sudut kota pagi itu, ku lihat ia untuk pertama kalinya. Bercakap sejenak, lalu pergi. Meninggalkan sedikit senyuman tiap ku baca pesan singkat kita kala itu. Lama-lama, kita saling menawarkan diri untuk bertemu. Sabtu dan Minggu adalah hari yang ku tunggu-tunggu kala itu. Berkeliling kota dengan motormu, atau berjalan kaki sekedar berbagi cerita singkat. Misalnya, kita yang ingin berkuliah di prodi yang sama. Cita-cita masa kecil yang hanya ingin menjadi kapak saja. Aku yang terlalu manja atau kamu yang terlalu perasa? rela menemaniku hingga larut malam, hanya sekedar mencari cilok di alun kota. Menghapus air mata saat hati gundah gulana, dan masih banyak lagi yang tak perlu aku ceritakan pada mereka, Mas. Lalu, hampir setiap malam ku dihabiskan olehmu menyapa ring basket di lapang alun-alun kota. Bermain bola basket bersama anak-anak pinggir jalan, membuat beban pikiran lupa bahwa esok adalah hari terberat menghadapi kenyataan. Bahwa kita, sam

Rancu

Rancu Kita bertemu melalui layar kaca Saling tatap, bertegur sapa Menceritakan segalanya tanpa ada yang tersisa Lengkap sekali, penuh makna Kadang, kita ber-angan Perihal pengakuan Bahwa kita akan sering merindukan Mengakui rasa, memang tak mudah Seperti sakit tak berdarah Sampai-sampai hilangnya juga tak berarah Aku merindukanmu, sumpah Jangan datang, kemudian hilang Jangan pergi, kemudian meninggalkan benci Jangan ada kita, jika ada dia —Venusera Astrophilia +23.10

Tajam

Tajam Awal dari segala kesalahpahaman Menusuk ke dalam rongga dada terdalam Perihal rasa yang tak tahu cara berbalas Atau mungkin enggan menentukan pilihan Tenang saja Disini kamu merasa aman Karena kami yang kau sebut aku Cukup tahu perihal kamu; benalu —Venusera Astrophilia

Apa yang kau tahu?

Gambar
Kau tahu apa yang lebih menyebalkan dari rindu? Menunggu. Menunggumu datang kembali padaku, menunggumu bercerita dibawah hujan kala itu, menunggu apapun yang membuat aku selalu rindu akan hadirmu, Mas. Perihal itu, aku sudah lama sekali tak menghiraukanmu. Menjadikan gebu rindu atas siksa batinku. Yang ku tahu, kau tak tahu apa-apa. Coba ku tanya, Apa yang kau tahu? —Venusera Astrophilia Bandung, 09.27 13 Desember 2019